• Jelajahi

    Copyright © Satonda post
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Kecewa Dengan Sikap PT. STM, Gema Hu’u Akan Melakukan Aksi Demo Jilid II

    Satonda
    Rabu, 22 Juni 2022, Juni 22, 2022 WIB Last Updated 2022-06-22T09:30:02Z
    Dompu, Satondapost.com – Gerakan Masyarakat Hu’u Bersatu (Gema Hu’u), besok akan melakukan aksi Demontrasi Jilid II di depan Kantor PT. Sumbawa Timur Mining (PT. STM) dan PT Macmahon.

    Aksi Jilid II ini sebagai bentuk respon atas kekecewaan masyarakat lingkar tambang Hu’u dengan sikap PT. STM yang tidak menanggapi dengan baik apa yang menjadi tuntutan Masyarakat Hu’u.

    “Kami masyarakat Hu’u sangat kecewa dengan sikap PT. STM hari ini. Insya Allah, besok kami kembali turun kejalan untuk melakukan aksi sesuai dengan tuntutan awal kami pada saat aksi jilid I beberapa waktu lalu,” demikian dikatakan Muhamad Ketua Gerakan Masyarakat Hu’u Bersatu (Gema Hu’u) usai menyampaikan Surat pemberitahuan aksi di Polres Dompu. (22/6/2022).

    Berdasarkan surat pemberitahuan aksi yang disampaikan rombongan Gema Hu’u di Polres Dompu, Rabu, (22/6/2022) hari ini, bahwa mereka akan melakukan aksi selama tiga hari berturut-turut, mulai tanggal 23 hingga 25 juni 2022 mendatang.

    “Demo besok sebagai respon kami terhadap sikap PT STM yang mengabaikan apa yang menjadi tuntutan masyarakat Hu’u selama ini,” ucapnya.

    Pada hal, kata Muhamad, pihaknya telah menyampaikan tuntutan aksi jilid I dengan penuh etika. Dan selanjutnya, Gema Hu’u juga telah bersurat secara resmi pada Direktur PT STM. Namun sampai hari ini tuntutan kami tidak ditanggapi dengan baik oleh pihak tambang.

    “Insya Allah, jika aksi Jilid II kami besok tidak didengar oleh PT STM dan PT Macmahon jangan salahkan kami, karena sesungguhnya masyarakat hanya butuh hak dan kesejehtaraannya dipenuhi,” ujarnya.

    Pasca aksi jilid I lalu, Gema Hu’u telah bersurat secara resmi kepada Direktur PT STM. Namun sampai sejauh ini surat tuntutan yang telah disampaikan belum juga ada balasan.

    Masyarakat Hu’u menduga, kehadiran PT STM justeru tidak memiliki itikat baik. Masyarakat Hu’u sudah cukup sabar selama ini, bahkan dalam aksi Jilid I kemarin masyarakat begitu santun dan menghargai pihak tambang.

    Namun yang perlu diketahui pihak tambang, lanjut Muhamad, bahwa kesabaran kami kini hilang dan bahkan kami akan melakukan aksi yang jauh lebih gila jika tuntutan ini diabaikan.

    “Jangan salahkan masyarakat lingkar tambang Hu’u karena pihak PT STM saja mengabaikan keinginan kami,” terangnya.

    Sementara itu, Putra Arismunandar selaku Korlap sangat menyayangkan sikap PT STM, pada hal kondisi masyarakat lingkar tambang Hu’u, merupakan areal yang akan menerima berdampak langsung dari aktifitas tambang.

    “Jujur, masyarakat hari ini hanya meminta hak-haknya dipenuhi. Apalah artinya cadangan kandungan mineral emas bermilliaran ton, sementara ironisnya kehidupannya masyarakat justeru berbanding terbalik,” tuturnya

    Lalu apa bedanya kehidupan kami dulu sebelum ada tambang dan kehidupan kami saat ini. Dulu sebelum ada tambang kami masih bisa hidup dengan tenang dengan berternak diatas gunung, mencari madu hutan, berburu, mencari rotan dan sebagainya.

    Lalu hari ini hutan produksi sebagai penopang hidup kami selama ini justeru telah direnggut oleh tambang dan bahkan kemerdekaan kami pun dirampas.

    Belum lagi dampak lingkungan, sosial dan budaya yang harus diterima oleh masyarakat Hu’u akibat percampuran budaya, lanjutnya.

    Saat ini dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan PT. STM dimana sumber air yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat lingkar tambang sudah tercemar. Kondisi air sudah sangat mengkhawatirkan kualitas air dan hal ini akan berdanpak bagi kesehatan warga sekitar.

    Kita sama-sama tau pada akhirnya air yang tercemar ini akan bermuara ke laut. Lalu apa yang akan terjadi dengan kami dan anak cucu kami kelak, teluk Cempi yang selama ini kaya akan biota lautnya akan kehilangan semua potensi didalamnya.

    Belum lagi akhir-akhir ini hewan ternak masyarakat Hu’u banyak yang meninggal dilokasi pertambangan dan bahkan pihak perusahaan pun tidak mau tau dan bertanggung jawab atas itu semua.

    Ia menambahkan, aksi jilid 1 kemarin adalah sebuah pesan yang ingin masyarakat sampaikan kepada pihak perusahaan bahwa betapa beretikanya masyarakat lingkar tambang Hu’u, namun apa balasan yang didapatkan.

    Tambang seolah-olah menegaskan bahwa masyarakat tak memiliki arti apapun dimata mereka, ini jelas sebuah sikap yang perlu direspon dengan sangat tegas, kata Putra.

    Dan disaat lanjutnya, masyarakat ingin menjalin sebuah sinergi dan hubungan yang baik dengan sebuah investasi yang secara nyata datang untuk mengeruk kekayaan alam kami dan membawa dampak buruk untuk lingkungan, justru mereka memperlakukan masyarakat seperti ini.

    Untuk di ketahui, lebih jauh Putra menjelaskan, dimana potensi cadangan 2 milyar ton emas dan tembaga tidak hanya membawa nilai ekonomi yang besar. Namun juga hadir dengan potensi bencana alam yang sangat besar, letak geografis wilayah kami merupakan pertemuan 2 lempeng tektonik eurasi dan Indonesia-Australia, ini juga tentu menghadirkan potensi bencana alam yang sangat membahayakan Gempa bumi, Tanah Longsor bahkan Tsunami adalah hal yang sangat mungkin terjadi dengan adanya aktifitas penambangan skala besar.

    “Itu artinya, jika penambangan ini sedikit saja melakukan kesalahan dalam melakukan penambangan, maka akan berakibat fatal bagi kelangsungan hidup masyarakat Hu’u,” ungkap Putra

    Sebuah pertanyaan besar muncul, kata Putra, apakah masyarakat harus diam dan duduk menunggu semua bencana itu hadir di saat areal menopang hidup masyarakat diambil serta dieksploitasi habis-habisan sumber daya-nya, ataukah masyarakat tidak akan berbaik hati lagi dengan semua situasi yang terjadi saat ini.

    Putra meminta, agar perusahaan berhenti berkilah jika saat ini masih dalam tahapan eksplorasi, hentikan semua pembodohan dan kebohongan publik ini. Semua percepatan pembangunan sarana dan prasarana yang ada di areal tambang saat ini menggambarkan jika tambang sudah di tahapan Development / konstruksi yang mana tahapan ini adalah tahapan sebelum operasi produksi.

    “Kami tau semua yang terjadi diatas areal tambang saat ini, kami tidak buta dan tidak bodoh. Tapi baiklah kali ini kami akan merespon sikap Perusahaan dengan keras, sudah cukup kesopanan dan kebaikan hati masyarakat Hu’u,” tutup Putra dengan tegas. (Bondan)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini